Nyinyir Paling Sengaja: Buzzer

Sebagaimana aktivitas saya sehari-hari yang pada normalnya absen dikelas lalu tidur dan bangun saat tiba waktunya untuk ngopi. Biasanya saya dibangunkan teman saya yang notabenenya akrab dengan slactivisme--meskipun setelah ia berbicara panjang lebar dan saat aku menimpali saja pendapatnya sedikit ia langsung diam dan tak berkemih.

Bagaimana aktivitas para slactivisme hari ini adalah pertanyaan yang cukup menarik bagi saya. Karena hal ini adalah salah satu hal dari kesekian hal yang cukup berkaitan kompleknya pandemi saat ini. 

Langsung saja saya bangun membeli rokok dan gorengan terlebih dahulu tentunya, nangkring tidak jelas di depan kelas menunggu pak bu dosen datang setelahnya. 
Kebal-kebul ngobrol apa saja yang terlintas dikepala sungguh nikmat. Tapi itu beberapa bulan yang lalu sebelum PSBB semakin gencar dipertontonkan pada berbagai media mainstream.


Tapi memangnya selain buzzer apa ada hal yang lebih nikmat untuk diobrolkan? mulai dari landasan asumsinya bahkan saling timpa pendapat--debat kusir bahkan hingga ramainya timeline sosial media yang saya pasang di android saya. Hal ini sebenarnya sungguh membahagiakan melihat nyinyir yang paling sengaja ada dimana-mana tapi dikirim dimana-mana--maafkan saya berdikari. 

Dahulu--meskipun saya adalah anak kemarin sore kelahiran tahun 99 angka yang sama dengan asmaul husna tapi tidak dengan sifatnya. Para pendahulu dalam hal menyuarakan aspirasi adalah bergerilya di gang-gang sempit minim cahaya bahkan lorong-lorong tempat para cecunguk mungil berbiak. 

Lain halnya dengan demontrasi hari ini, media sosial adalah salah satu hal yang tak pernah dilupakan dan selalu digunakan oleh para buzzer ini. Kapan hari dengan sengaja saya berdebat cukup panjang di media sosial tapi tetap mengutamakan etika--meskipun etika untuk hari ini sangat tidak jelas dalam hal prakteknya. 

Bagaimana para buzzer melindungi junjungannya yang tentunya memberi mereka makan setiap harinya untuk anak dan istri~uwuw moralis sekali. Tiba dipenghujung perdebatan sekali lagi saya tidak menerima balasan, apa karena argumen saya benar atau mereka sedang menyiapkan intel untuk melacak dan menjerat saya dengan pasal-pasal saya sendiripun tidak tau.

Pertama, slactivisme hari ini adalah aktivitas dengan meraih dukungan atas aspirasinya agar suara di dengar dan mendapat feedback misalnya adalah change.org dan story-story yang difasilitasi oleh media sosial populer hari ini yang saya sebut menye-menye. Tapi saya tetap menghormati orang-orang yang berperilaku demikian karena tidak sedikit kebijakan-kebijakan yang diturunkan oleh pemerintah dipengaruhi oleh para aktivis medsos tersebut. 

Meskipun terkadang saat saya sedang tidak ada kerjaan yang bahasa millenialnya dikenal dengan kata gabut melakukan tindakan serupa. Ah sungguh membosankan hari ini, setiap hari kepala selalu dijejali banyak hal yang jauh dari kata logis dan beradab. 

Yang kedua adalah secara persepsi saya menganggap banyaknya slactivisme yang dilakukan oleh buzzer istana, tentunya tendensi mereka terlampau gamblang dan gimmickis sebagai bahan obrolan saya yang tidak tau harus membicarakan apa saya bertemu dengan seorang teman lama dimana diakhir percakapan yang tersisa adalah tawa-tawa riuh seakan apa-apa saja perkembangan peradaban hari ini termasuk buzzer tadi adalah imbas positif dan terkadang membuat kita menjadi getol untuk belajar. Belajar apa saja bahkan yang tidak formal pun boleh saja.

Terakhir pesan saya pada para buzzer yang saya cintai tentuya jika Anda berasumsi tolonglah belajar terlebih dahulu, saya tidak tau betul apa diluar sana orang-orang selain macam saya akan mafhum membaca warrioisme Anda. Doa kami kirim dari sini.


Posting Komentar

0 Komentar