Cuka

Komunikasi verbal dan non verbal berlaku dengan seiring bertambahnya komunitas sosial yang penat dengan ideologi yang kaku dan kosakatanya susah dilafalkan. Kapan hari saya membaca sebuah artikel tentang Era Industri 5.0 yang katanya membawa arus global menuju era teknologi yang lebih mutakhir.

Katanya hal tersebut diyakini sebagai bergeseran yang dinilai belum siap terlaksana di negara kita yang masih tergolong berkembang ini. Di Asia Tenggara, era industri memanglah sebuah jawaban atas peristiwa-peristiwa tak terduga hari ini hingga konspirasi sekalipun.

Tapi hal tersebut masih diperdebatkan, yang realisasinya kapan tiba tidak ada seorangpun yang tau. Yang menjadi penghambat dari kemajuan zaman adalah pemikiran-pemikiran yang kolot, memegang hal-hal kuno. Meskipun di lain sisi dari hal-hal kuno itulah peradaban tercipta.

Baca: Gerr

Arus digitalisasi sangatlah pesat. Sebagai manusia yang membangga-banggakan ideologi humanisme tentu akan berbenturan dengan proses alamiah dehumanisme. Yang tentunya tidak relevan saat membicarakan objek-objek pembangun peradaban di masa depan.

Berikut beberapa nukilan yang mungkin pembaca akan mengamini seperti apa yang terlintas dipikiran saya, jika ideologi memiliki wujud fisik maka akan menyerupai apa ideologi tersebut? hal pertama yang saya tebak muncul dipikiran pembaca adalah buku.

Jawaban tersebut tidaklah salah juga tidak benar menurut saya. Di era industri yang akan datang mungkin saja penafsiran tidak lagi penting, dimana yang menjadi prioritas konsumsi masyarakat adalah objek yang fungsional.

Dalam fase memasuki era tersebut akan muncul kekhawatiran-kekhawatiran yang sudah makzul, misalnya apa benar perkembangan industri saat ini telah berada pada jalur yang tepat? sama halnya dengan terciptanya alat genosida yang digunakan beberapa kali semasa perang dunia kedua yaitu senjata nuklir. Yang sangat disesali oleh Albert Einsten dan Julius Robert Oppenheimer atas keteledorannya. 

Formula yang ditulisnya dicuri oleh Militer Nazi yang pada waktu itu digunakan dalam peperangan melawan dimana hal tersebut melanggar kode etik. Tapi tunggu dulu, memangnya pada masa apa peperangan sesuai dengan kode etik? Kalau kode etik Perserikatan Bangsa-Bangsa memang benar.

Berarti perkumpulan antar negara-negara mengamini adanya peperangan, lalu untuk apa sanksi dirapatkan dan ditandatangani? Tapi biarlah itu menjadi nyanyian seorang bisu. Menurut pembaca jika melihat sejarah bagian mana yang menjadi titik puncak peradaban hari ini? 

Apa alat komunikasi yang kita gunakan sehari-hari saat ini adalah jawabannya? atau hal lain, misalnya mesin ketik fisik yang beberapa kali mengalami transformasi menjadi keyboard melayang dan bisa di unduh dengan berbagai variasi yang menyesuaikan interface pembaca? Ah, sudahlah saya mau tidur dulu.

Posting Komentar

0 Komentar